2030 Indonesia Akan Lenyap ?


Setelah saya membaca artikel “Prediksi Buku Ghost Fleet Soal Indonesia 2030” membuat saya sedikit cemas dengan kondisi Indonesia di masa depan. Buku Ghost Fleet ditulis oleh seorang ahli politik luar negeri bernama P.W Singer bersama temannya August Cole, mereka berdua memprediksi apa yang terjadi pada masa depan dalam konflik global. Dalam buku Ghost Fleet diprediksi Indonesia pada tahun 2030 akan mengalami failed state atau negara gagal, tetapi saya tidak setuju dengan hal itu, failed state tidak akan otomatis memburuk jika kita mampu memperbaikinya. Failed State atau negara adalah kondisi dimana kondisi pemerintah dalam mengelola negara berada di titik terendah. Menurunnya kewibawaan sebuah negara akan mengancam keamanan dan kedaulatan sebuah negara. Kepercayaan masyarakat kepada negara akan menurun dan membuat ketidaknyamanan dalam masyarakat. Kesejahteraan masyarakat akan turun secara drasistis, terjadi kemiskinan, kelaparan, pengangguran dimana mana akibat kerusuhan kondisi ekonomi negara. Kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah pusat perlahan lahan menghilang karena kinerja mereka yang dianggap gagal. Korupsi yang terjadi dimana mana, ketidakadilan pemerintah, KKN.
Bagaimana sebuah negara bisa hilang atau musnah ? Sebuah negara akan musnah atau hilang hanya mungkin karena beberapa variabel yang terjadi sekaligus. Seperti ketidakpuasan daerah karena kesejahteraan rakyat menurun lalu muncul prinsip “kita bisa lebih baik jika wilayah kita berdiri sendiri” dan akhirnya mereka memisahkan diri dari negara.
Menurut saya keadaan Indonesia belum separah itu. Tetapi tetap saja kondisi Indonesia saat ini mengkhwatirkan, bisa dilihat dari ketidakpuasaan akan luka masa lalu pada peristiwa G 30 S PKI, angka kemiskinan yang terus meningkat dan menurunnya kapasitas ekonomi negara.
Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mecegah terjadinya field state di Indonesia ? Kita sebagai pemuda generasi penerus bangsa harus pintar pintar membaca kondisi dan kesempatan atau peluang. Menghindari sikap ego-sentris, menghormati pluralisme di Indonesia, menggalakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestik akan bertambah kuat, membangun komunikasi yang baik antara pemerintah dengan masyarakat, memperbanyak silahturahmi antar elit politik.
Pada prediksi buku Ghost Fleet menurut saya berlebihan karena menggunakan data kuantitatif. Kita bisa menggunakan ini sebagai pengingat agar kita tidak melupakan kondisi dan masalah negara. Mari kita tetap rukun dan bahu-membahu membuktikan bahwa prediksi buku Ghost Fleet meleset.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Business Relationship Management Vs Service Level Management

Impelemntasi Grafika Komputer dan Pengolahan Citra Digital

Analisa Teknologi Infrastruktur pada PT Garuda Indonesia